Senin, Februari 23, 2009

sambutlah jodoh dengan senyum




Enteng jodoh. Diatara doa yang selalu dipanjatkan orang tua kepada Allah untuk anak gadisnya. Juga tentunya diidamkan oleh gadis itu sendiri. Jodoh memang sesuatu yang gaib seperti halnya rezeki, hidup, dan mati. Perkara-perkara ini sudah ditetapkan Allah 50.000 tahun sebelum penciptaan alam ini. Karena termasuk misteri Ilahi, makanya orang banyak berharap dan berdoa yang baik-baik, enteng jodoh, luas rezeki, badan sehat dan sebagainya.
Jodoh adalah bagian dari hidup, tak heran bila dalam menghadapinya bermacam-macam sebagaimana menghadapi hidup. Ada yang pesimis, tak sedikit pula yang pesimis.
Optimis vs Pesimis
Sikap optimis biasanya bila perempuan itu merasa mempunyai nilai ‘jual’. Nilai ‘jual’ di sini biasanya mempunyai hal-hal yang secara lahiriyah bagus. Punya wajah cantik adalah faktor utama wanita lebih percaya diri, apalagi bila ditunjang dengan kekayaan dan kepintaran, percaya diri pun lebih besar lagi.
Padahal tidak satupun dalil, bahwa peluang jodoh lebih cepat didapatkan oleh mereka yang memiliki sifat serba unggul. Pengalaman riil di lapangan kerap kali menjungkirbalikkan asumsi-asumsi kita selama ini.
Adapun sikap pesimis biasanya karena perempuan itu merasa banyak kekurangan. Misalnya merasa tidak cantik, sudah tua, pendidikan rendah, tidak bisa masak, orang miskin, latar belakang keluarga yang kurang harmonis serta sederet kekurangan lainnya. Hal ini dirasakan bukan saja sebelum ada orang yang berminat. Bahkan ketika perempuan itu dalam masa proses taaruf. “Aku tidak sebaik yang mereka katakan, mungkin mereka tidak tahu kekurangan-kekuranganku, kalau ditulis mungkin bisa berlembar-lembar, “ begitu kata seorang gadis pada laki-laki yang berminat kepadanya.
Bagi gadis usia di bawah 25 tahun mungkin masih optimis saja, toh dia merasa mudah dan masih merasa punya nilai ‘jual’, tapi ketika usia beranjak naik. Kekhawatiran pun mulai datang. Sehingga ada seorang teman berkelakar, usia 17-20 tahun seorang gadis akan berkata, “Siapa saya?,” 20-25 tahun akan berkata, “Siapa kamu?,” tapi kalau sudah 25-30 tahun akan berkata, “Siapa saja?,” dan usia 30 tahun ke atas akan berkata, “ Siapa mau akan dapat hadiah!.”
Afwan, kelakar ini bukan dalam rangka menyudutkan anda para gadis senior. Namun mengambil kesimpulan dari apa yang terjadi pada umumnya, walaupun tidak bisa digeneralisir. Ya realitanya memang demikian para lelaki berburu daun muda. Tengok misalnya saat lelaki mulai banyak menceritakan tentang kebaikan seorang wanita, tapi langsung berhenti lantaran diberitahu soal usianya, lalu berkata, “Sayang ya sudah tua.” Bagaimana pula laki-laki yang mundur teratur dalam proses taaruf setelah mengetahui usia calonnya. Tentunya banyak peristiwa lain yang membuat pilu.
Impian besar
Wanita mana yang berharap berat jodoh, tentu saja tidak ada, yang ada cuma enteng jodoh. Bahkan dalam benak setiap wanita yang belum menikah apalagi yang sudah ‘berumur’ sekalipun, datangnya jodohmerupakan sebuah impian besar. Impian menjadi seorang istri, sekaligus seorang ibu. Biasa tidur sendiri, kini berdua. Dulu tak ada tempat curhat kini ada pendengar setia, suami tercinta. Saat masih sendiri bila ada persoalan menyelesaikan sendiri, sekarang ada teman berbagi masalah. Biasanya saat pergi hanya seorang diri, kini ada yang menggandeng. Dan masih banyak lagi impian-impian besar tentang indahnya menjadi seorang istri.
Di balik impian besar itu, maka tak jarang rasa gundah apalagi usia kini merangkak ke angka 25 menjadi semacam ketakutan yang luar biasa bagai monster yang siap menerkam. Betapa banyak para gadis yang tidak percaya diri lantaran kekurangan yang ia miliki, sementara para lelaki dalam versi beberapa gadis hanya mau memilih gadis yang cantik. Akankah kita berkecil hati? Satu sisi kita ingin menikah sementara fisk kita ‘bukan’ idola laki-laki. Pada sisi lain, laki-laki egois hanya memandang kecantikan fisik sebagai pilihan.
Sebagai orang yang beriman tentu saja merasa ‘kalah’ dalam arena pencarian jodoh karena kekurangan yang dimiliki sementara laki-laki maunya yang cantik, shalihah, dan seabrek kriteria gadis ideal lainnya, bukan merupakan solusi yang terbaik. Justru yang perlu kita lakukan adalah tidak membenamkan diri terhadap ketidakpercayaan diri kita menjadi percaya diri, bahwa urusan jodoh merupakan hak prerogatif Allah. So, bagaimana melakukan perubahan diri lebih baik lagi, mulai dari menata diri agar baik luar dalam, juga memperbaiki seni bergaul, dan tak kalah penting dari semua itu adalah merubah paradigma dari konsentrasi mana yang harus dipilih menjadi konsentrasi pada perubahan diri ke arah yang lebih baik.
Sambutlah..
Seorang wanita wajar berharap mendapat suami yang paling baik tak tekecuali anda, kendati usia tidak bersahabat lagi. Karena, memang fitrah setiap insan ingin mendapatkan yang terbaik. Juju saja, saat usia seorang wanita mulai beranjak dari 25 tahun seperti yang dialami oleh banyak para gadis rasa cemas mulai menggelayuti pikirannya. Jangan-jangan jodohku tak kunjung tiba apalagi merasa banyak kekurangan, sepertinya tak ada sesuatu dalam diri yang bisa membuat laki-laki tertarik.
Kecemasan itu wajar, tapi jangan terlalu didramatisir. Mungkin saja anda merasa mempunyai kekurangan, tapi yakinlah setiap manusia mempunyai keunikan tersendiri. Siapa pun dia, pasti ada keunikan dalam dirinya. Tak sedikit kita melihat tampang oke banget, tapi perilaku buruk, atau ada juga tampang kaya artis sinetron tapi gonta ganti lelaki, naudzubillah. Ada pula tampang sih biasa-biasa saja tapi kepribadian yang kuat dengan didasari keimanan yang benar sehingga yang tampak dalam dirinya yang indah-indah saja, seperti akhlak yang bagus, penyayang, senyum yang tulus, dan sifat-sifat mulia yang lainnya justru membuat laki-laki merasa simpai, karena wanita yang mulia jaman kiwari langka, seribu satu. Dari sekian seribu wanita itu, tentu saja kita berharap andalah yang satu itu.
Memang laki-laki menyukai keindahan. Tetapi harus kita pahami arti dari sebuah keindahan. Keindahan itu bisa muncul dari semua wajah wanita tak terkecuali anda. Jadi, bagaimanapun bentuk wajah anda keindahan bisa muncul dan memancar dari wajah anda. Kok bisa? Terang saja karena keindahan itu adalah perpaduan antara keserasian dan keselarasan. Wanita yang serasi dan selaras mudah menjadi orang yang indah.
Bisa saja anda secara lahir tak terlalu cantik tapi karena akhlak yang baik bisa membuat anda is the best. Keindaha akhlak seperti pemaaf, pemurah, penyayang, jujur, taat kepada Allah, dan sifat yang mulia lainnya akan bisa menutupi kekurangan secara lahir.
Itu artinya, dengan siapa pun anda bergaul akan membuat semua orang terkenang anda. Setiap kali orang bertemu dengan anda, ia akan merasa tenang, sejuk, bahkan bertambah keimanan sesorang. Sehingga sesorang merasa sulit untuk berpisah dengan anda. Kebaikan dan keindahan akhlak anda menyebar kemana-mana, maka jangan heran bila banyak laki-laki yang antri untuk mendapatkan anda.
Sebab banyak lelaki shalih yang mendamba pendamping hidupnya yang memiliki keindahan akhlak walau secara fisik biasa-biasa saja. Sebaliknya, seberapa pun cantiknya seorang wanita kalau tidak mempunyai keindahan akhlak tidak akan dipilih oleh laki-laki shalih. Wanita seperti ini tentu saja akan menjadi pilihan laki-laki yang kurang bagus agamanya.
Jadi tidak berlebihan bila Nabila mengajak anda tersenyum menyambut jodoh karena insyaallah anda seorang wanita yang memiliki keindahan akhlak yang akan menjadi perhatian semua orang. Wallahu a’lam. (Ree dan AF)
Dikutip dari Majalah Nabila, Maret 2006.
by Facebook Comment

1 komentar:

Anonim mengatakan...

emang cukum om dengan senum doang...sambutlah jodoh dengan kesiapan kale